Pertama Islam lemah dalam penguasaan IT (informasi teknologi). Pada era informasi ini, arus informasi dunia dikuasai dan dikendalikan non muslim yang memandang Islam sebagai musuh yang harus dihancurkan. Mereka menggunakan sarana informasi untuk mengangkat isu-isu global dan kepentingan mereka sendiri. Seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan Namunkemajuan teknologi informasi pada media sosial saat ini tidak hanya memberikan dampak yang positif tetapi juga memberikan dampak yang buruk. Penyampaian akan informasi begitu cepat dimana setiap orang telah dengan mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat tersebut melalui beberapa media sosial seperti facebook, twitter ContohPidato Singkat Tentang Pendidikan Bahaya Narkoba. Seperti yang kita ketahui bersama, Narkoba adalah salah satu ancaman besar untuk merusak negeri ini. Kesadaran yang kurang, kehidupan dianggapnya bebas begitu saja, itulah yang menjadi faktor terjerumusnya mereka sebagai pengguna. PidatoTentang Pendidikan. Pidato Tentang Pendidikan, 5 Pidato Lengkap Pembahasan, Di dunia pendidikan, tentu saja kamu sebagai angkatan muda diwajibkan mempunyai kemahiran dalam beragam hal. Satu diantaranya berani tampil di muka umum untuk maksud yang positif. Untuk beberapa orang, pidato kemungkinan sebagai hal yang gampang dilaksanakan, tapi untuk beberapa yang lain BkO3r4. Khutbah Jumat Teknologi Tanpa Iman. Bagaimana teknologi berjalan tanpa landasan keimanan? Bagiamana pula Iman menghadapi tantangan teknologi? Khutbah kali ini membahas tentang teknologi tanpa للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِناَوَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ الله ُفَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ الله ُلَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحُمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراًMa’asyiral Muslimin Rahimakumullah Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt yang tak henti-hentinya mengalirkan rahmat dan inayah-Nya ke dalam sungai kehidupan ini. Sehingga kita mampu melalui kehidupan kemaren, menjalani kehidupan sekarang dan mudah-mudahan menapaki hari serta salam terlimpah ke haribaan junjungan Nabi Muhammad saw. manusia paling mulia di sisi-Nya dan penolong yang memiliki syafaat di hari kiyamat. Semoga kita semua selaku umat dan pengagumnya menjadi manusia yang diprioritaskan mendapatkan syafaatnya. AmienHadirin Jama’ah Jum’ah RahimakumullahMarilah kita menengok seksama kejadian akhir-akhir ini. Kejahatan sosial kembali marak terjadi di sekeliling kita. Terutama di kota-kota besar di Indonesia. Ketika perut terlalu lama tidak dipenuhi tuntutannya. Sedangkan sederet mobil mewah silih berganti parkir di depan berbagai restoran cepat saji di sepanjang ketika para perempuan wangi berseliweran menenteng sopping-bag yang tertempel di depannya berbagai merek terkenal, melewati para perempuan gembel di penyebrangan jalan yang menengadahkan tangan hanya sekedar menggugurkan tuntutan anak-anaknya di bawah kolong jembatan yang dengan setia menanti segenggam sederet lukisan mengenaskan yang menggambarkan betapa luasnya jarak bentang antara mereka yang kaya dan yang papa, mereka yang hiup dengan gaya hedonis dan yang bergaya masih adakah harapan yang dapat merubah wajah negeri tercinta ini yang secara perlahan dapat merubah raut wajah bangsa ini. Bangsa yang sudah terlanjur tekenal sopan tapi melarat. Bangsa yang terkenal religious tapi miskin. Juga Bangsa Timur yang terkenal faqir. Dapatkah wajah-wajah itu berubah? Atau malah akan semakin parah?Para Hadirin yang berbahagia Inilah tantangan kita bersama. Tantangan bangsa dan umat muslim Indonesia yang jumlahnya mengatasi berbagai umat agama lainnya di kesempatan ini Khatib hanya ingin mengingatkan saja, marilah kita bersama-sama memperbaiki keadaan ini, kita mulai dari diri sendiri. Jangan terlalu mengharap banyak dan menghayal adanya kesuksesan tanpa ada sebuah diri kita sejauh manakah kepekaan social kita? Sudahkan hari ini kita menyapa tetangga samping rumah kita? Sudahkan kita memberikan senyuman kepada front office di belakang mejanya? Sudahkah kita menyempatkan melongok ke luar jendela mobil kita untuk sekedar menyapa para tukang ojek yang mangkal di perempatan jalan yang selalu kita lalui?Jangan-jangan kita tidak pernah melakukan itu semua? Karena kita terlalu asyik dengan Televisi, Hand Phone, Note Book, tablet atau Blackberry. Berbagai benda yang berhasil membawa kita menjelajahi dunia dan mengangkat derjat kita sebagai orang modern yang melek media?Lalu apakah artinya melek media kalau itu membuat kita terkungkung dalam tempurung imagenasi bukan realita. Apakah arti melek teknologi bila kita buta realita? Bagaimana pula dengan Teknologi Tanpa ImanMa’asyiral Muslimin Rahimakumullah Sungguh berbagai kemajuan teknologi itu telah banyak kita gunakan. Ia telah menggeser posisi tetangga-tetangga kita. Benar, teknologi itu menjadi lebih dekat dengan kita dibandingkan keluarga dan juga tetangga. Inilah virus individualitas yang harus dihindari. al-Qur’an dalam an-Nisa’ 36 telah menyinggungوَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”Bila dilihat sepintas lalu, ayat di atas menyandingkan antara pelarangan menyekutukan Allah swt. dengan perintah berbuat baik kepada orang tua, karib, kerabat, teman dan lainnya. Ini dapat diterjemahkan bahwa bahwa menjalin hubungan dan menciptakan jejaring social tidak kalah pentingnya dengan men-tauhid-kan Allah swt. Jika berhubungan dengan-Nya hablum minalllahAllah swt hanya melarang kita agar tidak menyekutukan-Nya, sedangkan berhubungan dengan sesama manusia hablum minan nasAllah swt memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka kita mengabaikan perintah yang termaktub dalam ayat di atas, maka kebangkrutan sosial itu akan terjadi. Itu semua akibat ulah manusia yang enggan menjalin silaturrahmi dengan sesamanya. Sehingga terlahirlah individualism yang banyak menggantungkan hidup pada berbagai benda teknologi yang tak berjiwa dan tak bernyawa. Ketergantungan ini haruslah segera kita sadari, karena bila penggunaan itu tidak berlandaskan atas kesadaran akan mengarah pada kehancuran akhlaq dan juga keimanan. Bahkan akan mengakibatkan kehancuran nilai-nilai sosial, sehingga menambah rusaknya sendi kehidupan berbangsa, seperti yang terjadi sekarang kata lain, hadirin yang terhormat, Berbagai patologi sosial pencurian, perampokan, pembunuhan, gelandangan dan berbagai pelanggaran norma sosial yang muncul akhir-akhir disebabkan karena tiadanya interaksi social dan melemahnya kontrol di dalamnya. Ini semua dikarenakan pola pikir keranjingan terhadap teknologi yang kebablasan. Inilah akibat Teknologi Tanpa Iman yang semakin melandaSemoga Allah swt membukakan hati kita bersama, dan menjaganya agar tetap sadar dan ingat akan berbagai bahaya yang mengancam manusia muslim Indonesia yang hidup di Negara yang sedang demam modernism dan liberalism ekonomi. Karena itulah sesungguhnya yang akan menjauhkan kita dari saudara sesama muslim dan menggantikannya dengan berbagai benda teknologi yang kering tanpa KEDUAاَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا .اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْIkuti berita NU Cilacap Online NUCOM di Google News, jangan lupa untuk follow Penulis & Editor NU Cilacap Online NUCOM Situs Islam Aswaja Nahdlatul Ulama NU, menghadirkan aktivitas berita informasi kegiatan Nahdlatul Ulama Cilacap -termasuk Lembaga dan Badan Otonom NU- secara Online. Terima kasih atas kunjungan Anda semuanya. Silahkan datang kembali. In this era of increasing globalization, many people use various social media platforms such as Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, WhatsApp, etc. Many people use social media platforms that aim to achieve their desires such as social, economic and media also has a big impact on anyone who use it positively, such as preachers who always provide many benefits to Muslim brothers and sisters in spreading da’wah. With social media, da’wah can be heard anytime and anywhere. The purpose of preaching is to always remind all that life in this world is only temporary and the hereafter is an eternal place, and the most powerful is only Allah SWT. This study aims to find out about the use of social media as a medium for Islamic da’wah in the advancement of technological development. In this study, a survey was conducted on 52 respondents from among lecturers/teachers, students, and the general public. The result obtained from the research are a discussion of knowing and understanding the use and role of social media as a medium of da’wah and the challenges, opportunities and threats of preaching in social media. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free As - S A B I Q U N Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 4, Nomor 1, Maret 2022; 102-114 e-ISSN 2656-4785 Terindeks SINTA 5, Crossref, Garuda, Moraref, Google PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA DAKWAH ISLAM DALAM KEMAJUAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI Hisny Fajrussalam1, Intan Dwiyanti2, Nisrina Fairuz Salsabila3, Rinanda Aprillionita4, Siti Auliakhasanah5 Universitas Pendidikan Indonesia sitiauliakhasanah Abstract In this era of increasing globalization, many people use various social media platforms such as Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, WhatsApp, etc. Many people use social media platforms that aim to achieve their desires such as social, economic and media also has a big impact on anyone who use it positively, such as preachers who always provide many benefits to Muslim brothers and sisters in spreading da’wah. With social media, da’wah can be heard anytime and anywhere. The purpose of preaching is to always remind all that life in this world is only temporary and the hereafter is an eternal place, and the most powerful is only Allah SWT. This study aims to find out about the use of social media as a medium for Islamic da’wah in the advancement of technological development. In this study, a survey was conducted on 52 respondents from among lecturers/teachers, students, and the general public. The result obtained from the research are a discussion of knowing and understanding the use and role of social media as a medium of da’wah and the challenges, opportunities and threats of preaching in social media. Keywords Globalization, Social Media, Da’wah Abstrak Dalam era globalisasi yang terus meningkat, saat ini banyak masyarakat yang menggunakan berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, WhatsApp, dan lain-lain. Banyak masyarakat menggunakan platform media sosial yang bertujuan untuk mencapai keinginannya, seperti sosial, ekonomi, maupun keagamaana. Media sosial pun sangat berdampak besar bagi siapa saja yang menggunakannya secara positif, seperti para pendakwah yang selalu memberikan banyak manfaat kepada saudara-saudari muslim dalam menyebarkan dakwah. Dengan media sosial, dakwah bisa didengarkan kapan saja dan dimana saja. Tujuan dari berdakwah adalah untuk selalu mengingatkan kepada sesama bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, dan akhirat lah tempat kekal abadi, dan yang paling berkuasa hanya Allah SWT. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui mengenai pemanfaatan media sosial sebagai media dakwah Islam dalam kemajuan perkembangan teknologi. Dalam penelitian ini dilakukan survei terhadap 52 responden dari kalangan dosen/guru, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum. Hasil yang didapat dari Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 penelitian ini adalah pembahasan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai media dakwah, tantangan, peluang, serta ancaman berdakwah di media sosial. Kata Kunci Globalisasi, Media Sosial, Dakwah PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi di era sekarang sudah melejit dengan berbagai potensi kemajuan yang diciptakan. Kemajuan ini menawarkan kemudahan-kemudahan dalam segala sisi kehidupan manusia, diantaranya bidang pendidikan dan keagamaan yang ikut menjadi bagian dari kemajuan yang ada. Di zaman yang terus berkembang ini semua elemen masyarakat berinovasi untuk terus berkembang dengan teknologi sebagai faktor pendorong utama. Ilmu Pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting bagi manusia, juga bagi umat Islam. Kemajuan dan kemudahan yang ditawarkan salah satunya memudahkan dalam kegiatan agama. Dalam Al-Qur’an, kita selalu di anjurkan untuk selalu mencari ilmu, sebagaimana Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Hal inilah membuat Islam menjadi agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Pandangan islam terhadap teknologi yaitu Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk mampu lebih maju dan modern. Islam sangat mendukung para umatnya untuk dapat me-research dan bereksperimen terhadap hal-hal baru, termasuk teknologi. Dalam pandangan islam, teknologi sebagai ayat-ayat Allah SWT yang perlu terus digali dan dicari kebenaran dan keberadaannya. IPTEK dalam sudut pandang islam yaitu sebagai bentuk pengkajian terhadap sunnatullah secara obyektif dengan memberi pemahaman kepada umat manusia sesuai nilai-nilai kemajuan internet menjadi aspek yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan ide/kebiasaan baru. Munculnya media jejaring sosial seakan mengambil Sumarni, T., Tinggi, S., Islam, A., &Bengkalis, N. 2017. SCIENTIFIC LEARNING KONSEP IPTEK DAN KETERPADUANNYA DALAM AL-QUR’AN. Sumarni, T., Tinggi, S., Islam, A., &Bengkalis, N. 2017. SCIENTIFIC LEARNING KONSEP IPTEK DAN KETERPADUANNYA DALAM AL-QUR’AN. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini alih dunia. Menurut Rohani 1997 dan Putri 2020 mengemukakan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan dalam proses penyaluran informasi. Sementara, media sosial sendiri merupakan media online yang mendukung berbagai interaksi sosial dan media sosial juga menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Penggunaan media sosial sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Kemudahan yang ditawarkan sebagai penghubung interaksi dan komunikasi menjadi awal dari urgensi kebermanfaatan. Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi menciptakan luaran/produk-produk baru yang inovatif. Lahirnya pola komunikasi baru menjadi salah satu bagian dari kemajuan menggunakan media sosial. Untuk itu, media sosial memegang peranan yang sangat penting sebagai wadah serta inovasi dalam melakukan komunikasi. Komunikasi pada hakikatnya merupakan suatu proses dimana seorang atau sekelompok orang menyampaikan sebuah rangsangan dengan tujuan untuk mengubah perilku insan-insan lainnya disebut komunikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sepriadi 2020, bahwa setiap kegiatan komunikasi dilakukan untuk mencapai persamaan makna bagi komunikator dan komunikasi ini dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selama ada komunikator ataupun suatu media yang digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Jalaluddin R. 2008, media dipahami sebagai perluasan dari kemampuan manusia dalam menerima sebuah rangsangan. Untuk itu, sekarang ini sosial media banyak digunakan pendakwah sebagai salah satu media komunikasi juga media berinteraksi langsung dengan jemaatnya. Proses komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan mudah tanpa adanya tatap muka langsung antara pendakwah dan jemaat. Oleh karena itu, jejaring sosial dianggap mampu untuk mengimplementasikan perannya. Media sosial bisa menjadi celah untuk penyampaian ilmu pengetahuan salah satunya keagamaan dengan terus menyelaraskan pesan dakwah. Putri, N. Q. 2020. Efektivitas Penggunaan Aplikasi Qraved sebagai Media Memilih Tempat Makan. Jurnal Pewarta Indonesia, 2 1, 22-23. Suhandang, Kustadi. 2007. Manajemen Pers Dakwah Perencanaan hingga Pengawasan. Bandung Remaja Rosda Karya. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung Rosda, 2008, p. 220 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung Rosda, 2008, p. 220 Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 Hal ini dapat dipahami sebagaimana yang disampaikan oleh hadist Rasulullah SAW  “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” HR. Bukhari.Jika kita kembangkan pengertian dari hadist tersebut, maka inilah mengapa kita perlu terus menyampaikan pesan dakwah dan nilai-nilai islam, dengan cara yang baik dan memperhatikan media serta metode yang digunakan. Dakwah merupakan kegiatan yang melibatkan unsur-unsur tertentu di dalamnya, dan membentuk sistem yang berhubungan untuk mencapai tujuan dakwah itu sendiri. Berdakwah sebagai bentuk ajakan terhadap seseorang untuk berada pada jalan yang benar juga bentuk penyampaian pesan-pesan yang bermanfaat pada orang banyak baik melalui tatap muka maupun penyebarluasan pada media melakukan dakwah, dibutuhkan suatu media yang mampu mewadahinya. Dengan adanya perkembangan IPTEK yang di dalamnya termasuk media sosial, menjadi peluang bagi seluruh pendakwah dunia, termasuk Indonesia dalam rangka menyebarluaskan dakwahnya dengan mudah ke khalayak umum, bahkan dunia. Perkembangan teknologi yang pesat bisa menjadi implementasi media dakwah. Untuk itu, para pendakwah juga dituntut untuk reatif dalam menggunakan ilmu dan teknologi, juga dalam membawakan pesan dari dakwah-dakwah yang positif dan membangun sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendengarnya. Fauzia Zahra, U., Sarbini, A., Shodiqin, A., Komunikasi dan Penyiaran Islam, J., Dakwah dan Komunikasi, F., SunanGunungDjati, U., &ManajemenDakwah, J. 2016. Media Sosial Instagram sebagai Media Dakwah. Dipublikasikan Juni. Nurlina. BERDAKWAH DI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PENYEBAR DAKWAH DI ERA DIGITAL. Suharto, S. 2017. MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIUM KOMUNIKASI DAKWAH Vol. 13. Muhammad Robbani dan RhafidillaVebryndaSIkom, A. PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH STRATEGI NURUL AZKA DALAM MENGELOLA AKUN NUNUZOO. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini METODE Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode kuisioner. Penelitian kuantitatif digunakan agar hasilnya menekankan pada data-data angka yang dapat diolah dengan statistika. Colton dan Covert 2007 berpendapat bahwa data yang bisa disortir dapat diperoleh dari teknik pengambilan sebuah data dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, di kategorisasi dan dihitung serta kumpulan data-data tersebut dapat diringkas secara numerik dalam bentuk grafis, diagram, analisis statistik dan Penelitian Subjek dalam penelitian dan penyebaran kuisioner ini diberikan kepada semua khalayak umum, baik mahasiswa/pelajar, guru/dosen maupun masyarakat luas lainnya, karena penggunaan sosial media di masa sekarang sudah berkembang luas. Waktu dan Tempat Penelitian  Waktu Penelitian Waktu untuk penelitian ini berlangsung selama bulan Februari 2022 sampai Maret 2022. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut David Colton & David W. Designing and Constructing Instruments for Social Search and Evaluation. San Fransisco John Wiley & Son Inc. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022  Tempat Penelitian Tempat berlangsungnya penelitian ini adalah melalui Google Formulir. Teknik Pengumpulan Data Colton 2007 menjabarkan bahwa dalam proses pengumpulan data menggunakan teknik kuantitatif, dapat dilakukan dengan mengumpulkan informasi secara ringkas baik berbentuk tabel, grafik dan penelitian ini, teknik pengumpulan data dihasilkan dari kuisioner yang telah disebar luaskan dan diisi oleh banyak responden. Berdasarkan jenis penelitiannya, penelitian ini pula memang menitik beratkan informasi yang diperoleh dari berbagai responden supaya dapat diolah secara numerik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuisioner, dengan perolehan hasil responden sebanyak 52 responden sebagai berikut Gambar 1. Perolehan Responden David Colton & David W. Designing and Constructing Instruments for Social Search and Evaluation. San Fransisco John Wiley & Son Inc. 19% 39% 15% 27% Status Responden Kuisioner Pemanfaatan Media Sosial sebagai Media Dakwah Pelajar Mahasiswa Guru/Dosen Masyarakat Umum Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan bahwa responden yang mengikuti penelitian didominasi oleh mahasiswa, yaitu sebanyak 20 orang 38,5%. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media sosial untuk berdakwah, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan untuk diisi oleh responden secara sukarela. Berikut ini beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden 1. Apakah anda menggunakan platform media sosial? Pertanyaan ini diajukan untuk melihat seberapa besar eksistensi media sosial di kalangan masyarakat luas. Berikut hasil survei penggunaan platform media sosial Gambar 2. Eksistensi Media Sosial Berdasarkan diagram di atas, semua responden yang mengikuti kuisioner sudah menggunakan platform media sosial. 2. Apakah anda sering menemukan dakwah/ceramah, dan lain-lain di media sosial yang anda gunakan? Tabel 1. Penemuan Dakwah di Media Sosial P e r s e n t a s e % 100% Penggunaan Platform Media Sosial di Semua Kalangan YaTidakMungkin Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 Berdasarkan tabel di atas mengenai apakah anda sering menemukan dakwah/ceramah,d an lain-lain di media sosial yang anda gunakan, yang sering menemukan dakwah/ceramah di media sosial untuk para mahasiswa, terdapat sekitar 20 orang 38,5% dari jumlah total mahasiswa melakukan survei. Untuk kalangan pelajar, terdapat sekitar 10 orang 19,2% dari jumlah total pelajar yang melakukan survei. Untuk guru/dosen terdapat sekitar 8 orang 15,4% dari jumlah total guru/dosen yang melakukan survei. Lalu, untuk masyarakat terdapat sekitar 14 orang 26,9% dari jumlah total masyarakat yang melakukan survei. Dari data ditemukan bahwa jumlah orang yang memilih opsi “Ya” sekitar 52 orang atau 100% dari total jumlah 52 orang yang mengikuti survei. 3. Apakah penggunaan media sosial sebagai media dakwah di nilai efektif dan efisien atau bermanfaat? Tabel 2. Keefektifan Berdakwah di Media Sosial Berdasarkan tabel di atas mengenai penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif dan efisien atau bermanfaat, ditemukan sebanyak 94,23% dari survey tersebut setuju dalam penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif, dan 5,77% tidak menyetujui bahwa penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif. Dari sebagian besar 94,23% persentase yang setuju dengan adanya penggunaan media sosial sebagai media dakwah yang dinilai efektif dan efisien memberikan alasan seperti media dakwah yang dilakukan dinilai mudah untuk dijangkau dan diakses kapan saja oleh seluruh kalangan masyarakat, selain itu platform media sosial bisa bermanfaat bagi siapa Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini saja yang melihatnya dan sebagian orang yang terlibat survey sangat setuju dengan adanya penggunaan media sosial sebagai media dakwah apalagi dengan adanya kemajuan globalisasi saat ini. Jadi bisa dikatakan jika penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif, efisien dan bermanfaat. 4. Apakah anda sering menemukan hal-hal negatif dari adanya dakwah di jejaring sosial? Seperti potongan video ceramah yang menimbulkan kesalahpahaman karena video yang tidak utuh,d an lain-lain. Menurut anda, apa yang harus diperbaiki dari masalah tersebut? Tabel 3. Penemuan Hal Negatif Berdakwah di Media Sosial Berdasarkan tabel di atas tentang penemuan hal-hal negatif dari adanya dakwah di jejaring sosial, yang sering menemukan adanya hal-hal negatif dari dakwah di sosial media sekitar 15 siswa 75% dari jumlah total mahasiswa yang melakukan survey. Di kalangan masyarakat umum terdapat 10 orang 71,4% dari jumlah total masyarakat umum yang melakukan survey. Untuk kalangan pelajar, terdapat 8 orang 80% dari jumlah total pelajar yang melakukan survey. Lalu di kalangan gur/dosen yang melakukan survey, sebanyak 8 orang 100% dari jumlah total guru/dosen yang melakukan survey, semua setuju bahwa mereka sering menemukan hal-hal negatif dari adanya dakwah di jejaring sosial ini. Sementara itu, di kalangan orang yang melakukan survey ini, terdapat juga yang tidak/belum menemukan hal-hal negatif dari adanya dakwah di jejaring sosial, diantaranya ada di kalangan mahasiswa sebanyak 5 orang 25% dari jumlah total, kalangan masyarakat umum diketahui sebanyak 4 orang 28,5% dari jumlah total, kalangan pelajar sebanyak 2 orang 20% Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 dari jumlah total. Serta sementara di kalangan guru/dosen tidak ada yang tidak pernah menemukan hal-hal negatif dalam dakwah di jejaring sosial. Dari data tersebut, ditemukan bahwa jumlah kalangan yang setuju atau pernah menemui hal-hal nagatif dakwah di jejaring sosial terdapat 41 orang dengan persentase 78,8% dari jumlah total 52 orang yang melakukan survey. Sementara jumlah kalangan yang tidak pernah menemukan hal negatif dakwah di jejaring sosial terdapat 11 orang dengan persentase 21,2% dari jumlah 52 orang yang melakukan survey. Gambar 3. Perbaikan dalam Berdakwah di Media Sosial Dari diagram perbaikan yang harus dilakukan, terlihat bahwa persentase orang yang menyarankan untuk tidak langsung menyimpulkan dan harus melakukan filterasi terhadap penyebaran informasi video dakwah sangat dominan, yakni sekitar 42% atau 22 orang dari 52 peserta survey ini. Menempati posisi kedua, jumlah persentase yang menyarankan perbaikan dalam inti dakwahnya yang juga harus mengandung informasi yang jelas, terdapat 15% atau berjumlah 8 dari 52 orang. 13% 6% 12% 42% 15% 8% 4% Perbaikan yang Harus Dilakukan Tidak memotong video dakwahTidak adaBijak dan kreatif dalam bermedia sosialTidak langsung menyimpulkan dan filterasi penyebaran informasiInti dakwah mengandung sumber dan informasi yang jelasAdanya sanksi yang tegasBijak memilih pendakwah Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Di posisi ketiga, jumlah orang yang menyarankan untuk tidak memotong video dakwah terdapat 7 dari 52 orang atau sebanyak 13%. Selanjutnya, terdapat 12% atau sekitar 6 orang dari 52 orang yang menyarankan untuk lebih bijak dan kreatif dalam bermedia sosial. Lalu, terdapat 4 dari 52 orang atau 8% untuk menyarankan diadakannya sanksi yang tegas terhadap pelaku penyebaran dakwah yang berdampak negativ di media sosial. Selain itu, terdapat 3 dari 52 orang atau 6% orang yang sudah merasa aman dalam video-video dakwah yang tersebar di jejaring sosial, sehingga menurutnya tidak ada lagi perbaikan yang harus dilakukan dalam video dakwah yang beredar ini. Terakhir, terdapat 4% atau 2 dari 52 orang yang menyarankan agar lebih bijak dalam memilih pendakwahnya. PEMBAHASAN Mini riset ini dilakukan terhadap kalangan yang sudah melek digital, terutama yang pernah atau sering melihat video-video tentang dakwah yang kian beredar di media sosial. Jumlah responden yang ikut serta dalam pelaksanaan mini riset ini berjumlah 52 orang yang terdiri atas kalangan mahasiswa, pelajar, guru/dosen dan masyarakat umum. Para responden yang melakukan survey ini 100% telah memiliki akun media sosial masing-masing. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia yang mengingkat pesat. Menurut Rita Rismala, dkk 2021 pengguna internet pada tahun 2019-2020 yaitu sebanyak dari populasi masyarakat Indonesia yang berjumlah jiwa, sehingga dapat diperoleh nilai presentasinya yaitu 73,7%. Hal tersebut menjadi alasan kuat penyebab responden yang melakukan survey ini 100% memiliki media sosial masing-masing. Dari 100% responden yang memiliki media sosial, ternyata mereka juga sering menemukan dakwah/ceramah di media sosial yang mereka gunakan tersebut. Bahkan, jumlah responden yang sering menemukan dakwah/ceramah di media sosialnya mencapai 100% dari jumlah keseluruhan 52 orang. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah Volume 4, Nomor 1, Maret 2022 Selanjutnya, sebanyak 49 orang 94,23% dari jumlah total keseluruhan berpendapat bahwa penggunaan media sosial sebagai media dakwah dinilai efektif dan efisien. Hal ini didukung dengan beberapa pernyataan atau alasan, diantaranya dengan pesatnya internet dapat memudahkan tiap orang untuk mencari atau membagikan setiap informasi salah satunya yang berupa dakwah/ceramah. Terakhir, sebanyak 41 orang 78,8% menilai bahwa mereka sering menemukan hal negatif dari penggunaan media sosial sebagai media dakwah. Hanya 21,2% atau sebanyak 11 orang yang tidak terpengaruh pada hal-hal negatif yang timbul. KESIMPULAN Dalam keberadaan IPTEK, terdapat sosial media sebagai salah satu bentuk perkembangan dari teknologi yang juga memegang peran penting sebagai media komunikasi dan penyebaran informasi masa kini. Untuk itu, media sosial sebagai sarana komunikasi dan penyebaran informasi ini, dijadikan peluang besar bagi para pendakwah khususnya Indonesia sebagai sarana penyebaran dakwah islamiah. Hasil survey kami terhadap 52 orang dari kalangan masyarakat umum, mahasiswa, pelajar, dan guru/dosen yang sudah mempunyai sosial media dan sering menemukan dakwah/ceramah di media sosial yang mereka gunakan, ternyata 94,23% dari 52 responden setuju jika media sosial sangat bermanfaat sebagai media dakwah islami masa kini, dilihat dari kemudahannya untuk di akses. Di sisi lain, mereka juga sering menemukan hal-hal yang menjadi ancaman dan tantangan dalam berdakwah di media sosial, sebanyak 78,8% dari 52 responden setuju akan hal tersebut. Untuk itu, 42% responden memberikan saran agar pengguna media sosial tidak langsung menyimpulkan informasi yang didapat dari dakwah-dakwah yang beredar. Selain itu, filterisasi informasi sangat penting sebelum menyebarkan kembali berita yang didapat dalam media sosial. Hisny Fajrussalam, Intan Dwiyanti, Nisrina Fairuz Salsabila, Rinanda Aprillionita, Siti Auliakhasanah As-Sabiqun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini DAFTAR PUSTAKA David Colton & David W. Designing and Constructing Instruments for Social Search and Evaluation. San Fransisco John Wiley & Son Inc. Fauzia Zahra, U., Sarbini, A., Shodiqin, A., Komunikasi dan Penyiaran Islam, J., Dakwah dan Komunikasi, F., SunanGunungDjati, U., &ManajemenDakwah, J. 2016. Media Sosial Instagram sebagai Media Dakwah. Dipublikasikan Juni. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung Rosda, 2008, p. 220 Muhammad Robbani dan RhafidillaVebryndaSIkom, A. PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH STRATEGI NURUL AZKA DALAM MENGELOLA AKUN NUNUZOO. Nurlina. BERDAKWAH DI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PENYEBAR DAKWAH DI ERA DIGITAL. Putri, N. Q. 2020. Efektivitas Penggunaan Aplikasi Qraved sebagai Media Memilih Tempat Makan. Jurnal Pewarta Indonesia, 2 1, 22-23. Rismala, Rita, dkk. “Kajian Ilmiah dan Deteksi Adiksi Internet dan Media Sosial di Indonesia Menggunakan XGBoost”. JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika 2021 1-11. Saputra, S. 2020. Efektivitas Komunikasi Interpersonal dalam Kegiatan Pembelajaran Melalui Media WhatsApp Group. Professional Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik, 7 1, 11-21. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene, H. Z. ETIKA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM AL-QUR’AN SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DI ERA DIGITALISASI. Suhandang, Kustadi. 2007. Manajemen Pers Dakwah Perencanaan hingga Pengawasan. Bandung Remaja Rosda Karya. Suharto, S. 2017. MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIUM KOMUNIKASI DAKWAH Vol. 13. Sumarni, T., Tinggi, S., Islam, A., &Bengkalis, N. 2017. SCIENTIFIC LEARNING KONSEP IPTEK DAN KETERPADUANNYA DALAM AL-QUR’AN. Usman, F., Wilayah, J. P., & Kota, D. EfektivitasPenggunaan Media Online Sebagai Sarana Dakwah Vol. 1, Issue 01. Wibowo, A., Tinggi, S., Islam, A., &Purworejo, 2019. PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI TREND MEDIA DAKWAH PENDIDIKAN ISLAM DI ERA DIGITAL Vol. 03, Issue 02. Wibowo, Ari. “Kebebasan Berdakwah di Youtube Suatu Analisis Pola Partisipasi Media”. Mawa’izh Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan 2018 224-238. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Qisthina PutriPerkembangan internet mendorong munculnya berbagai aplikasi baru mulai dari Instagram, Facebook maupun lainnya. Pengertian media menurut pengertian ahli adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Media juga dapat diakses sebagai jasa informasi, dalam hal ini untuk memilih tempat makan yang dinamakan aplikasi Qraved. Qraved didirikan pada tahun 2013, merupakan perusahaan direktori reservasi kuliner yang dinilai berhasil memberikan solusi “Makan apa dan dimana”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi Qraved bagi masyarakat dalam meilih tempat makan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Pengukuran efektivitas menggunakan metode penyebaran kuesioner dengan tujuan yaitu mengukur perilaku konsumen. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diujivaliditas dan realibilitasnya. Sampel penelitian ini diambil sebanyak 100 orang pengguna aplikasi Qraved. Dengan penelitian kuantitatif deskriptif peneliti mengukur efektifitas dari aplikasi Qraved menggunaan model komunikasi EPIC Model yaitu mengukur efektivitas dari segi empathy, persuation, impact dan communication. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi Qraved efektif dalam membantu masyarakat memilih tempat makan. Ari WibowoThis article describes the reality of freedom of preaching on social media. The research approach used in this study is qualitative descriptive with a critical paradigm. There are two focus of the study approach used, namely; 1 participatory culture approach, to know the characteristics of the Youtube da'wah channel, 2 a new media impact analysis approach, to analyze the problem of da'i and mad'u millennial in the context of da'wah activities on the Youtube channel. The results of this study indicate that da'wah activities on the da'wah Youtube channel consist of 4 four types, namely 1 Youtube channels affiliated with community organizations; 2 Youtube channels that are managed independently by da'i; 3 youtube channel managed by da'wah community; 4 Youtube channels managed by Vloggers or other Youtuber. Also, there are threats behind the freedom to preach on social media, including; easy spread of provocative preaching messages, slander, hoax, and veiled radical understanding. The solution to the threat is; 1 the corrective approach of the da'i through Youtube channels; 2 the participation of da'i affiliates to oversee da'wah content that is inappropriate and contrary to humanist, moderate and transformative da' dan media sosial telah menjadi kebutuhan pokok manusia untuk mengakses informasi, terutama di masa pandemi COVID-19 saat ini. Hal ini penting untuk dikaji karena berdampak pada perilaku dan kesehatan psikologi seseorang. Berdasarkan sudut pandang filsafat sains, adiksi internet dan media sosial di Indonesia merupakan kenyataan saintifik karena telah memenuhi kriteria falsifikasi dan bisa diuji testable secara empiris. Hasil survei terhadap 1980 responden, diperoleh 25,56% responden teradiksi internet dan 20,2% teradiksi media sosial. Penelitian ini juga berhasil membangun model untuk mendeteksi adiksi internet dan media sosial menggunakan XGBoost, dengan F-Measure sebesar 69,23% untuk adiksi internet dan 67,66% untuk adiksi media sosial. Oleh karena itu, fenomena adiksi internet dan media sosial ini perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat diantisipasi sejak Pers Dakwah Perencanaan hingga Pengawasan. Bandung Remaja Rosda KaryaKustadi SuhandangSuhandang, Kustadi. 2007. Manajemen Pers Dakwah Perencanaan hingga Pengawasan. Bandung Remaja Rosda Karya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Teknologi sangat dibutuhkan diera modern ini yang menjadikan teknologi sebagai kebutuhan primer bagi setiap orang. Perkembangan teknologi sudah sangat pesat di zaman modern ini dibanding pada zaman para nabi, teknologi yang kembangkan oleh para ilmuan terutama ilmuan islam yang mendapatkan informasi-informasi dari zaman nabi Adam hingga nabi Muhammad. Para ilmuan islam juga tidak luput mencari informasi bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis yang menjadi dasar informasi. Kita bagi orang muslim harus mengetahui bahwa di zaman nabi telah ada perkembangan teknologi dalam berbagai saja sih ayat Al-Qur'an dan Hadis yang menjadi bukti bahwa adanya perkembangan teknologi di masa para nabi1. Surat Al Fajr ayat 7 إِِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ Artinya yaitu orang atau penduduk Iram yang memiliki bangunan tinggi. Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa penduduk Iram atau yang disebut sebagai kaum 'Ad. Kaum ini adalah umat nabi Hud yang tinggal didaerah Ahqaf yang berada di Hadramaut, Yaman. Kaum 'Ad dikenal sebagai bangsa yang amat kuat, kaum yang memiliki tubuh, tinggi serta besar. Dengan tubuh tinggi dan besar kaum 'Ad mampu membangun kota yang disebut kota Iram dengan bangunan kotanya yang kokoh, tinggi, dan megah. Hal ini lah yang menjadikan bukti bahwa perkembangan teknologi pada masa itu, alasan adanya perkembangan teknologi masa itu dibidang pembangunan karena membangun bangunan yang tinggi dan kokoh membutuh peralatan dan bahan bangunan yang modern di masanya untuk mempermudah dalam Hadis Bukhari no. 3902حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي الحُسَيْنِ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ عَاصِمٍ عَنْ عَامِرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَا أَدْرِي أَنَهَى عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَجْلِ أَنَّهُ كَانَ حَمُولَةَ النَّاسِ فَكَرِهَ أَنْ تَذْهَبَ حَمُولَتُهُمْ أَوْ حَرَّمَهُ فِي يَوْمِ خَيْبَرَ لَحْمَ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِArtinya Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abul Husain; Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh; Telah menceritakan kepada kami ayahku dari 'Ashim dari 'Amir dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma mengatakan; "Saya tidak tahu, apakah Rasulullah melarang keledai dikarenakan menjadi kendaraan masyarakat sehingga beliau tidak ingin jika kendaraan sarana transportasi mereka akan lenyap, atau memang beliau mengharamkannya pada hari Khaibar khusus daging keledai jinak?".Dalam Hadis tersebut menjelaskan bahwa pada masa itu sedang terjadi perang khaibar, mereka tidak tau apakah menggunkan keledai saat perang itu dilarang oleh Rasulullah karena takut sarana transportasi menggunakan keledai akan lenyap, memang waktu itu keledai dijadikan sarana transportasi dengan menggunakan tenaga dari keledai sebagai alat untuk berpindah tempat bagi masyarakat setempat, walaupun juga pada masa itu masih banyak penduduk berjalan kaki untuk berpindah tempat. Dengan hadis ini membuktikan bahwa di masa itu sudah ada perkembangan teknologi di bidang transportasi. 3. Surat Al Anbiya ayat 80وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَArtinya Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur kepada Allah.Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah telah mengajarkan nabi Daud bagaimana cara membuat pakaian perang atau pakaian pelindung diri dari besi. Dilihat perkembangan pada zaman sekarang muncul pakaian yang dirancang khusus untuk peperangan seperti tropi besi dan topi besi. Dengan adanya ayat ini menjadi bukti bahwa sudah ada perkembangan teknologi di bidang persenjataan di masa nabi yang sekarang masi dikembangan oleh para ilmuan di zaman sekarang. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya 13 Ayat Al-Quran Tentang Teknologi - Teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Saat ini kita saja sedang menggunakan teknologi berupa handphone, laptop dan internet. Teknologi seakan-akan menjadi kebutuhan primer bagi seseorang. Satu hal yang perlu diingat bagi seorang muslim adalah jangan sampai diperbudak teknologi, kitalah yang harusnya memperbudak teknologi. Ingatlah firman Allah berikut. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? Al-An’aam 32 Tapi yang terjadi saat ini sangatlah miris. Orang lebih betah seharian dengan internet daripada membaca Al-Quran 10 menit saja. Orang lebih tahan di depan handphone seharian daripada berdiri hanya 10 menit untuk sholat. Padahal itu hanyalah kesenangan dunia yang sudah Allah peringatkan kepada kita agar mementingkan dunia daripada akhirat. Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu hai manusia mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan kehidupan akhirat. Al-Qiyaamah 20-21 Mungkin banyak orang yang tidak tahu kalau Al-Quran juga banyak berbicara masalah teknologi ini. Penasaran bukan? Berikut ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan mengenai teknologi. Simak selengkapnya. 1 Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang besarnya seperti kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku. Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. Saba’ 13 2 Ibrahim berkata "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu ? Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." Mereka berkata "Dirikanlah suatu bangunan untuk membakar Ibrahim;lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu." Ash-Shaaffaat 95-97 3 Dikatakan kepadanya "Masuklah ke dalam istana." Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca." Berkatalah Balqis "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam." An-Naml 44 4 yaitu penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, Al-Fajr 7 5 Dan berkata Fir'aun "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta." Al-Qashash 38 6 Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan lebih banyak bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah. Al-Mu’min 21 7 Dzulkarnain berkata "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan manusia dan alat-alat, agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu, berkatalah Dzulkarnain "Tiuplah api itu." Hingga apabila besi itu sudah menjadi merah seperti api, diapun berkata "Berilah aku tembaga yang mendidih agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu." Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa pula melobanginya. Dzulkarnain berkata "Ini dinding adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar." Al-Kahf 95-98 8 Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. An-Nuur 35 9 Dan berkatalah Fir'aun "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, yaitu pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta." Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan yang benar; dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian. Al-Mu’min 36-37 10 Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal di dunia? Asy-Syu’araa’ 128-129 11 Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti yang berkuasa sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. Al-A’raaf 74 12 Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap rumah itu jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari. An-Nahl 26 13 Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka tembok-tembok kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan berapa banyak pula sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi, Al-Hajj 45 Itulah berbagai ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang teknologi. Semoga pembahasan ini membuat ilmu pengetahuan kita tentang Al-Quran bertambah sehingga meningkatkan keimanan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang menggunakan teknologi untuk hal-hal kebaikan, bukan menggunakannya untuk maksiat. Semoga bermanfaat. Diselesaikan pada 13 Shafar 1439 Hijriyah/2 November 2017 Masehi.

ceramah tentang kemajuan teknologi